Senin, 22 September 2008

Nasib uang Rp 1.000 dan Rp 100.000

Konon, uang seribu dan seratus ribu memiliki asal-usul yang sama tapi mengalami
nasib yang berbeda. Keduanya sama-sama dicetak di PERURI dengan bahan dan
alat-alat yang oke. Pertama kali keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus
ribu sama-sama bagus, berkilau, bersih, harum dan menarik. Namun tiga bulan
setelah keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus ribu bertemu kembali di
dompet seseorang dalam kondisi yang berbeda. Uang seratus ribu berkata pada uang
seribu :

"Ya, ampiiiuunnnn.......... darimana saja kamu, kawan? Baru tiga bulan
kita berpisah, koq kamu udah lusuh banget? Kumal, kotor, lecet dan..... bau!
Padahal waktu kita sama-sama keluar dari PERURI, kita sama-sama keren kan....
Ada dapa denganmu?"

Uang seribu menatap uang seratus ribu yang masih keren dengan perasaan
nelangsa.

Sambil mengenang perjalanannya, uang seribu berkata :

"Ya, beginilah nasibku, kawan. Sejak kita keluar dari PERURI, hanya tiga
hari saya berada di dompet yang bersih dan bagus. Hari berikutnya saya sudah
pindah ke dompet tukang sayur yang kumal. Dari dompet tukang sayur, saya beralih
ke kantong plastik tukang ayam. Plastiknya basah, penuh dengan darah dan taik
ayam. Besoknya lagi, aku dilempar ke plastik seorang pengamen, dari pengamen
sebentar aku nyaman di laci tukang warteg. Dari laci tukang warteg saya
berpindah ke kantong tukang nasi uduk, dari sana saya hijrah ke
'baluang' (pren : tau kan baluang...?) Inang-inang. Begitulah
perjalananku dari hari ke hari. Itu makanya saya bau, kumal, lusuh, karena
sering dilipat-lipat, digulung-gulung, diremas-remas......."

Uang seratus ribu mendengarkan dengan prihatin.:
"Wah, sedih sekali perjalananmu, kawan! Berbeda sekali dengan
pengalamanku. Kalau aku ya, sejak kita keluar dari PERURI itu, aku disimpan di
dompet kulit yang bagus dan harum. Setelah itu aku pindah ke dompet seorang
wanita cantik. Hmmm... dompetnya harum sekali. Setelah dari sana, aku lalu
berpindah-pindah, kadang-kadang aku ada di hotel berbintang 5, masuk ke restoran
mewah, ke showroom mobil mewah, di tempat arisan Ibu-ibu pejabat, dan di tas
selebritis.
Pokoknya aku selalu berada di tempat yang bagus. Jarang deh aku di tempat yang
kamu ceritakan itu. Dan...... aku jarang lho ketemu sama teman-temanmu."

Uang seribu terdiam sejenak. Dia menarik nafas lega, katanya :
"Ya. Nasib kita memang berbeda. Kamu selalu berada di tempat yang nyaman.
Tapi ada satu hal yang selalu membuat saya senang dan bangga daripada
kamu!"

"Apa itu?" uang seratus ribu penasaran.

"Aku sering bertemu teman-temanku di kantong-kantong kolekte di gereja dan
di kotak-kotak amal di mesjid atau di tempat-tempat ibadah lain. Hampir setiap minggu
aku mampir di tempat-tempat itu. Jarang banget tuh aku melihat kamu
disana....."

Tidak ada komentar: